PUISIku
PUISI
SANG BAPAK TERORIS
Pagi Bapak Sang Teroris
Apakabarmu hari ini
Sudah sarapankah engkau ?
Janganlah engkau lupa
sarapan , untuk mengawali harimu
Isilah perutmu, demi
menjalankan ambisimu
Siang Bapak Sang Teroris
Sedang sibukkah engkau
merakit Bom ?
Dhuhur sudah memanggilmu
Engkau tak tuli kan dengan
panggilan itu
Panggilan sang pencipta yang
merindukan hambanya
Sore bapak Sang Teroris
Masih sibukkah dalam merakit
Bom ?
Ashar sudah menyapamu
Tak bersediakah engkau
menemui Tuhanmu sejenak
Dhuhur sudah berlalu dan
engkau melewatkannya
Kini engkau akankah
melewatkan Ashar juga
Petang bapak Sang Teroris ?
Kini Maghrib telah tiba
Tak berkenankah engkau
istirahat sejenak dan tinggalkan kesibukanmu itu
Bersujudlah seperti yang
Agamamu ajarkan
Makanlah , Isilah tenagamu
Malam bapak Sang Teroris
Mengapa engkau masih tetap
sibuk dengan bom itu ?
Renggangkanlah tangan dan
kakimu
Kasihanilah tubuhmu
Mereka mencintaimu, Mereka
tidak ingin penyakit datang menemuimu
Istirahatlah , Tinggalkan
Bom itu
Wahai Bapak Sang Teroris …
Tidakkah engkau ingin
memejamkan matamu barang sedetik
Subuh dan senja sudah
menampakkan siluet sempurnanya
Tak inginkah engkau
melihatnya
Embun itu bahkan telah
meneteskan kesejukannya
Keluarlah, bukalah Pintu dan
Jendelamu
Tutuplah matamu dan
rasakanlah kedamaian
Engkau akan merasakan apa
artinya kehidupan
Percayalah
Wahai bapak Sang Teroris …
Kudengar kau mempunyai
banyak buku tentang Agama
Tak Inginkah engkau menjadi
pengajar saja ?
Membimbing tetangga yang
haus akan ilmu Agama
Wahai bapak Sang Teroris …
Apa yang kau cari dalam
kehidupan ini sesungguhnya
Ketika Nyawa dan Harga diri
sudah tak bernilai
Engkau korbankan untuk siapa
?
Jihad ???
Agama ???
Bukankah tidak ada satupun
pelatihan dan pembelajaran
Dalam Buku Agamamu itu tentang menyakiti dan membunuh ???
Ataukah Surga yang kau
harapkan ???
Tetap saja kunci surga bukan
dengan merakit Bom dan kau ledakkan diantara kami
Kau tahu, bahkan salah satu
kuncinya surga itu sangat sederhana
Yaitu Senyum Ikhlas sesame
manusia
Sederhana saja kan ?
Bukan dengan menyakiti,
Bukan dengan membunuh
Juga bukan dengan menjadi
terror dimana-mana
Wahai bapak Sang Teroris …
Nyawa itu
Wahai bapak Sang Teroris …
Nyawa itu
Kau bilang lenyapkan demi
Jihad
Apakah kau tahu wahai bapak Sang Teroris
Apa itu Jihad ???
Aku yakin kau lebih mendalami dan memahaminya
Tapi yang aku tahu Jihad itu bukan soal Bunuh diri dengan melibatkan orang lain
Wahai bapak Sang Teroris ...
Lihatlah Harga Dirimu
Tak sedihkan engkau diinjak-injak oleh penguasa
Menjadi kacung yang sangat terhina
Terlempar oleh kebohongan yang sangat nyata
Apakah kau tahu wahai bapak Sang Teroris
Apa itu Jihad ???
Aku yakin kau lebih mendalami dan memahaminya
Tapi yang aku tahu Jihad itu bukan soal Bunuh diri dengan melibatkan orang lain
Wahai bapak Sang Teroris ...
Lihatlah Harga Dirimu
Tak sedihkan engkau diinjak-injak oleh penguasa
Menjadi kacung yang sangat terhina
Terlempar oleh kebohongan yang sangat nyata
Wahai bapak Sang Teroris ...
Aku adalah manusia yang bodoh
Dan engkau adalah manusia yang cerdas
Tapi dimana letak hatimu yang berbalut keImanan pada Tuhanmu ???
Aku adalah manusia yang bodoh
Dan engkau adalah manusia yang cerdas
Tapi dimana letak hatimu yang berbalut keImanan pada Tuhanmu ???
SULIKHA
MARIA
Jakarta, 14 Jan 2016
selasa
Sarinah-Tamrin
Komentar
Posting Komentar